Saturday, January 21, 2012

Ketika Laler, menciptakan Kipas


WARNING: tulisan ini ditulis penuh dengan kebencian, maafkan bagi kalian para pemuja Lalat.

LOKASI: MEJA MAKAN

Gue tau, semua makhluk yang di ciptakan Tuhan pasti ada tujuan dan kegunaannya. Tapi kalau lalat atau Laler atau apapun sebutannya, menurut gue kok seharusnya dimusnahkan ya dari muka bumi ini.

Coba kita telaah kenapa gue ga suka sama yang namanya lalat (waktu nulis nama binatang ini pun gue bergidik):
  1. Bunyi sayapnya ganggu banget.
  2. Warnanya yang hijau itu keliatannya jijik banget.
  3. Nggak gaul karena nongkrongnya di tempat-tempat yang udah pasti bau, jorok, dan nggak banget.
  4. Dari pelajaran yang pernah gue dapat di sekolah plus baca-baca dari wikipedia, bahwa lalat atau laler atau apapun sebutannya itu adalah penyebar penyakit yang sangat serius, karena kurang lebih 125.000 kuman nempel di kakinya yang pendek itu. -____-
Tapi apakah kalian tau, dari ke-sebel-an sama lalat, telah diciptakannya sebuah penemuan yang menurut gue sungguh dahsyat. Bukan.. bukan alat pembasmi lalat, tapi benda yang gue rasa pasti ada di setiap tas para wanita (eh para pria juga suka ada yang bawa ding), benda itu adalah KIPAS.


Begini ceritanya..

Di negeri gurun pasir, sebuah pesta akan digelar oleh seorang Ratu, terlihat banyak sekali makanan yang sudah disiapkan oleh para pelayan. Buah-buahan melimpah, makanan dan minuman pun hampir memenuhi meja perjamuan. Tapi mengapa tampak ratu berwajah murka.

“Pelayaaaaan… Siniiii…!!!” teriak sang Ratu
“Ii… ya.. Ratu permasuri paling cantik sejagat pujaan hati seluruh warga gurun pasir!” (pengucapannya harus dalam satu tarikan napas ya!) jawab pelayan takut.
“Coba ini.. hiiii.. Lihat deh banyak amat lalernya..!!! Buruan usir.. Jijik Eike.. Apa nanti anggapan para tamu yang datang!! Ratu bergidik geli.
“Baa.. ik… Ratu permasuri pujaan hati seluruh warga gurun pasir!” jawab pelayan sambil mengusir lalat yang berterbangan di meja.
“Hus.. hushh.. pergi kamu lalet.. Hush.. Hush.. Please lalet, WHY YOU NO GONE!” sang pelayan stress.

Ketika pelayan sedang mencoba mengusir lalat-lalat, sang Ratu pun kembali teriak. Kasian sekali sang pelayan, pasti deg-degan banget dia.

“Pelayaaaan..!!!”
“Ii… ya.. Ratu permasuri paling cantik sejagat pujaan hati seluruh warga gurun pasir!” jawab pelayan takut.
“Sini kamu.. coba kamu agak deketan ke saya!”, sang pelayan mendekati Ratu, “Hah.. Enak..!! Lagi pelayan, KIBASKAN TANGANMU LEBIH KENCANG!” jawab Ratu sambil merem melet karena keasikan kena hembusan angin.

Emang sih, tidak diketahui dengan jelas sejarah mengenai Kipas. Cuma menurut legenda dan dongeng, Kipas pertama kali berbentuk kibasan tangan untuk mengusir serangga, dan Kipas pertama kali di temukan dalam artefak Mesir,  yaitu pada zaman atau bangsa Assyria[1].

“Pelayaaaannn…!!!” teriak sang Ratu lagi.
“Ii… ya.. Ratu permasuri paling cantik sejagat pujaan hati seluruh warga gurun pasir!” jawab pelayan takut.
“Pelayan, angin dari kibasan tangan kalian kurang kenceng. Pokoknya ga mau tau saya ingin anginnya kenceng!” pinta Ratu.

Memang, semua orang juga pada tahu ya, kalau suhu di negeri gurun pasir itu ketika siang bisa bikin es batu mencari dalam hitungan detik. Jadi, sudah sepantasnya kalau Ratu agak bawel ketika kepanasan.

Dan memang, ketika kita berada dalam sebuah keadaan tertekan, entah mengapa sebuah ide briliant seperti mengalir begitu aja dari otak. Termasuk si pelayan ini, dalam hitung detik ia lari keluar istana dan memotong 1 helai besar daun pohon palem dan membawa ke dalam istana.

“Uhhh.. Enak banget pelayan.. Dingin… Seger.. Seger banget!!” ratu kesenengan dikipasin.
“Pokoknya, setiap eik duduk di singasana sama Raja, kelian semua harus ngipasin eik dan raja pakai daun kelapa ini ya! IT’S AN ORDER!” lanjut ratu memberikan perintah.

Sejak saat itulah penggunaan kipas yang berfungsi untuk menarik angin dan memberikan hembusan dingin ditemukan. Di dalam relief makam Tutankhamen[2], gambar sebuah Kipas sudah mulai berubah bentuk, yaitu menggunakan bulu burung Merak yang disatukan, dan digunakan saat pesta atau seremoni besar.

Sementara di Jepang…

“Papaaaaa.. siniiii.. kipasin aku dong.. Aku karau kepanasan, dandannya jadi rama..!!” panggil sang istri.
“……”
“Papa.. yang kenceng ngipasinnyaaa..!” manja sang istri sambil dandan.
“……”
“Eh papa, enak kari ya karo kipasnya bisa dibawa kemana-mana.. Aku ga bakar kepanasan ragi.. dan make-up ku ga bakar runtur.. huahahaaa…” jumawa sang istri.
“……”
“Isssshhh.. kenapa sih papa diem aja, sini coba pinjem kipasnya.. Aku mau gunting aja nih kipas biar jadi kecir dan bisa dibawa kemana-mana..!!!”
“……”

Di Jepang, pada abad ke-8 Kipas sudah mulai bisa dibawa kemana-kemana. Kipas kecil ini bernama Akomeogi, hanya digunakan oleh para Aristokrat pada acara-acara tertentu.


“OMAGAH.. Anakku san.. Kamu apain sih kipas mama nak? Ituuu Mahar nak harganya!!”
“Mama san.. Aku radi bikin origami.. Rihat deh, kipas mama san aku ripat-ripat...!!”
“………” Mama san pun pingsan.

Sejak ditemukannya origami atau seni melipat kertas, maka diciptakanlah juga sebuah kipas yang berbentuk lipat seperti yang suka kita dapet souvenir pas lagi kawinan, dan bahan kipas pun mulai menggunakan kertas.

Jadi begitulah, cerita mengenai lalat, laler atau apapun sebutannya yang menjadi sebuah inspirasi terciptanya sebuah benda yang bernama Kipas.  Bahkan, ada loh teman gue ada yang namanya Arie Kipas, karena selalu bawa-bawa kipas kemana-mana. Orangnya panasan!.


[1] Assyria (±1200 SM). Pemerintahan bangsa Assyria bercorak militer. Bangsa Assyria digelari sebagai bangsa Roma dari Asia.
[2] Tutankhamen, adalah Firaun Mesir dari Dinasti ke-18 (1333 SM-1323 SM). Nama aslinya Tutankhaten, berarti \'Living Image of Aten\', sedangkan Tutankhamun means \'Living Image of Amun\'.

No comments:

Post a Comment